Nama : SITI FITRIANAH
NIM :
18.01.013.120
Kelas : Sistem Informasi Geografis A
Dosen : Nawassyarif, S.Kom.,M.Pd
Link : www.uts.ac.id
REVIEW 2 (DUA) JURNAL INTERNASIONAL
A. Jurnal 1 (Geographic Information System Produksi
Energi dan Pertambangan Kabupaten Musi Banyuasin)
1. Tujuan
Penelitian
Peneliti
akan memberikan alternatif pemberian informasi kepada pemangku kepentingan yang
ada pada Kabupaten Muba berkaitan dengan profiling produksi energi dan
pertambangan berbasis lokasi melalui GIS. Dengan harapan GIS produksi energy dan
pertambangan yang disediakan dapat menjadi bahan masukkan dalam menentukan kebijakan
atau keputusan. Selain itu juga dapat dijadikan sebagai pelaporan (open data) kepada
pihak-pihak yang membutuhkan.
2. Permasalahan
Indonesia
mengalami begitu banyak masalah lingkungan dan bencana alam. Masalah yang
paling hangat saat ini adalah masalah air. Bencana alam yang terjadi, baik
berupa longsor lahan, banjir, maupun kekeringan, semuanya berkaitan dengan air.
Pencemaran sungai merupakan masalah yang membuat salah satu sumber air tidak
dapat digunakan sebagaimana mestinya. Penurunan kualitas air diduga disebabkan
oleh banyaknya permukiman dan industri yang tumbuh di DAS Citarum. DAS Citarum
merupakan DAS terbesar di Jawa Barat, dengan luas sekitar 6.614 km² dan panjang
sungai 269 km.
Kondisi
pencemaran air di suatu perairan dapat diindikasikan dengan mengetahui keberadaan
atau besar kecilnya muatan oksigen di dalam air. Untuk menentukan status muatan
oksigen di dalam air perlu dilakukan pengukuran besarnya BOD (Biological Oxygen
Demand) atau kebutuhan oksigen biologis untuk memecah bahan buangan di dalam
air oleh mikroorganisme, dan atau COD (Chemical Oxygen Demand) atau kebutuhan
oksigen kimia untuk reaksi oksidasi terhadap bahan buangan di dalam air.
Sistem Informasi Geografis (SIG) sebagai suatu sistem yang mampu mengumpulkan, menyimpan, mentransformasikan, menampilkan dan mengkorelasi data spasial serta fenomena geografis, dapat digunakan untuk memperoleh sebaran tingkat pencemaran. SIG adalah suatu sistem informasi yang dirancang berdasarkan letak spasial atau koordinat geografis dari suatu obyek atau fenomena di permukaan bumi. Salah satu produk SIG adalah dalam bentuk peta. Sebuah peta pada dasarnya merupakan sekumpulan informasi yang diperoleh dari proses pengolahan dan analisis data. Informasi yang terkandung dalam sebuah peta dapat digunakan untuk pengambilan keputusan atau penentuan kebijaksanaan (decision support). Penggunaan teknik penginderaan jauh yang dipadukan dengan SIG diharapkan dapat menyediakan data dan menganalisis data secara spasial, sehingga dapat menghasilkan informasi yang dapat dipakai untuk mengambil keputusan yang bersifat integratif.
3. Metode
Penelitian
Tahapan penelitian Geographic information system produksi energi dan pertambangan dilakukan berdasarkan model pengembangan perangkat lunak. Model pengembangan perangkat lunak yang digunakan yaitu Extreme Programming (XP). XP merupakan salah satu dari model pengembangan Agile yang meliputi Feature-Driven Development, Crystal, Dynamic Systems Development Method [35], Scrum, Adaptive Software Development, dan Extreme Programming itu sendiri [36]. Dalam proses pengembangan menggunakan XP mengikuti prinsip pengembangan Agile karena XP merupakan bagian dari Agile itu sendiri. Prinsip-prinsip tersebut yaitu (memproritaskan kepuasan pelanggan, terbuka ketika ada perubahan, memberikan hasil pekerjaan secara berkala,pengembang dan client berkerja bersama-sama, memberikan motivasi personal anggota tim, membuat cara efektif dan efisien dalam pengumpulan informasi, memproritaskan kemajuan proyek, menjaga keberlanjutan hubungan antara pihak sponsor, pengembang dan pengguna, memberikan perhatian lebih terhadap hal teknis, membuat sesuatu sesederhana mungkin, menghasilkan arsitektur, kebutuhan, dan perancangan dari tim sendiri, dan berusaha melakukan pekerjaan secara efektif dan dilakukan secara berkala.
Untuk itu sebagai langkah pengembangan sebagai proses penelitian menggunakan Extreme Programming (XP) dengan tahapan exploration, planning, iteration, production dan maintenance seperti yang diperlihatkan pada Gambar 1.
Gambar 1
Extreme programming phase (Ferdiana, 2012).
Dari proses pengembangan seperti
pada Gambar 1 maka dapat dijelaskan pekerjaan pada masing-masing fase seperti
berikut.
a.
Exploration, fase ini fokus pada pengumpulan kebutuhan.
Kemudian melakukan perumusan kebutuhan dan membuat prototype produk (software spesification).
b.
Planning, fase ini fokus pada pemilihan
atau pemilahan kebutuhan yang telah dikumpulkan. Pemilihan tersebut dilakukan
dengan cara melibatkan pengguna (client). Setelah melakukan pemilihan kebutuhan
maka dibuat release planning dan
iteration planning. Release planning
berisikan fitur dari perangkat lunak yang akan dikembangkan sedangkan iteration planning berisikan tahapan
pengerjaan perangkat lunak dan produk pada masing-masing tahapan.
c.
Iteration, fase ini fokus pada melakukan isi
dari iteration planning yang terdiri dari pengerjaan arsitektur, pengkodean
perangkat lunak, pengujian komponen perangkat lunak dan dilanjutkan dengan melakukan
release dalam bentuk small release.
d.
Production, fase ini fokus pada pengujian
hasil iterasi (small release). Pengujian perangkat lunak dilakukan melibatkan
pengguna (client) dan hasil pengujian yang sudah benar akan dilakukan
integrasi.
e.
Maintenance, fase ini fokus pada layanan
pendukung setelah perangkat lunak diberikan kepada pengguna (client). Selain
itu juga melakukan perbaikan jika diperlukan serta melakukan pengembangan jika diperlukan.
4. Penutup
Geographic
Information System
produksi energi dan pertambangan yang dikembangkan dapat melakukan pengolahan
data menjadi informasi dalam bentuk laporan bagi pihak Distamben maupun
perusahaan. Laporan yang disajikan dapat digunakan sebagai laporan kepada pihak
terkait sebagai upaya open data energi dan pertambangan untuk dijadikan bahan
dalam
pengambilan kebijakan atau keputusan. Geographic
Information System yang dihasilkan dikembangan secara sistematis
menggunakan pendekatan extreme
programming dengan lima tahapan exploration,
planning, iteration, production dan maintenance
sehingga dapat berjalan dengan baik sesuai fungsinya.
B.
JURNAL 2 (Pengembangan Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG) berbasis Web untuk
Manajemen Pemanfaatan Air Tanah Menggunakan Php, Java dan Mysql Spatial)
1. Tujuan
Penelitian
Tujuan
penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana pengembangan SIG berbasis
web yang diimplementasi-kan untuk pengelolaan air tanah di Kabupaten Banyumas menggunakan
Java, MySQL Spatial dan PHP. Mencakup pemanfaatanya dalam tujuan praktis pengelolaan
air tanah. Sehingga diharapkan dapat memberikan wawasan teoritis dan aplikatif
mengenai peranan Sistem Informasi Geografis.
2. Permasalahan
Dalam dunia sistem informasi
geografis (GIS) yang ada, pemetaan desktop telah mengambil peran penting untuk
mengelola dan menggunakan informasi spasial untuk bisnis. Melainkan aplikasi
GIS berbasis desktop memiliki batasan apa pun untuk pengguna. Penelitian
dilakukan untuk mengembangkan SIG berbasis web mengelola eksplorasi dan
produksi air tanah, mencegah eksplorasi yang tidak terkendali, menggunakan Jawa
Applet, MySQL Spatial dan PHP. Pengembangan sistem dirancang dengan menggunakan
model waterfall siklus hidup sistem dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1)
persyaratan sistem, 2) persyaratan perangkat lunak, 3) analisis, 4) desain
program, 5) pengkodean, 6) pengujian, dan 7) pengoperasian, didukung oleh studi
referensi, observasi, dan diskusi rekan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
dengan menggunakan Java Applet, MySQL Spatial dan PHP, SIG berbasis web untuk
pengelolaan air tanah dapat disesuaikan untuk membuat pemodelan spasial dan
pemodelan log sumur, pengguna ramah, interaktif, dapat dioperasikan,
informatif, dan mudah diakses dengan PC yang terhubung dengan LAN / WAN. Itu aplikasi
sangat membantu dalam rangka keseimbangan antara suplai airtanah dan produksi,
air tanah pemantauan level, pemantauan kualitas air, dan pemantauan pengguna
air tanah. Semoga implementasinya Sistem ini akan membantu konservasi pasokan
air tanah untuk pembangunan berkelanjutan.
3. Metode Penelitian
Gambar 2 Tahapan Pengembangan Sistem Menggunakan Model
Waterfall
Tahapan
pengembangan sistem yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada model waterfall
(Demers, 1997), antara lain: 1) system requirements, 2) software
requirements, 3) analysis, 4) program design, 5) coding,
6) testing, dan 7) operations (Gambar 2).
Model
ini disebut waterfall karena satu tahapan tidak dapat dilaksanakan
sebelum tahapan sebelumnya selesai, sehingga harus dilaksanakan secara
berurutan. Guna mendukung pelaksanaan tahapan tersebut dilakukan studi literatur,
observasi, diskusi ahli:
a. Studi
literatur: merupakan upaya untuk menjelajahi berbagai data dan informasi yang
tertuang dalam buku, jurnal, laporan penelitian maupun informasi dari internet.
b. Observasi:
merupakan upaya untuk penggalian data dan informasi mengenai pengelolaan air
tanah yang selama ini dilakukan di Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral
Kabupaten Banyumas.
c. Diskusi ahli: merupakan upaya membahas berbagai data dan informasi yang dikemukakan oleh para ahli dengan latar belakang pengetahuan dan pengalaman dalam bidang geologi, geografi, teknologi informasi dan pengelolaan wilayah.
4. Penutup
Sistem
Informasi Geografis sangat bermanfaat untuk melaksanakan manajemen air tanah.
Banyak fungsi manajerial dan pengambilan keputusan yang dapat dibantu menggunakan
sistem ini, misalnya penerbitan rekomendasi maupun perijinan yang memungkinkan
tersedianya informasi kewilayahan secara cepat menyangkut variable- variabel
penting yang digunakan dalam upaya menjaga kelestarian air tanah. Bahkan dengan
teknologi Java Applet, MySQL Spatial dan PHP memudahkan bagi pengembang untuk
membuat pemodelan spatial maupun non spatial.
C.
KESIMPULAN
Di antara kedua jurnal di atas memiliki kelebihan dan
kekurangan masing-masing, baik dari metode yang digunakan maupun dari hasil
yang sudah diimplementasikan. Menurut pandangan saya, metode yang digunakan
oleh jurnal 2 lebih efisien dibandingkan dengan metode yang digunakan oleh
jurnal 1. Namun kebermanfaatan dan fungsi yang dimiliki oleh jurnal 1 sangat
bagus daripada yang di jurnal 2. Namun keduanya sama-sama memiliki ciri khas
masing-masing dalam menyusun sebuah jurnal penelitian ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar