Minggu, 11 Oktober 2020

Review 2 Jurnal Internasional SIG

 

Nama               : SITI FITRIANAH

NIM                 : 18.01.013.120

Kelas               : Sistem Informasi Geografis A

Dosen              : Nawassyarif, S.Kom.,M.Pd

Link                 : www.uts.ac.id

 

 

REVIEW 2 (DUA) JURNAL INTERNASIONAL

 

A.     Jurnal 1 (Geographic Information System Produksi Energi dan Pertambangan Kabupaten Musi Banyuasin)

 

1.    Tujuan Penelitian

Peneliti akan memberikan alternatif pemberian informasi kepada pemangku kepentingan yang ada pada Kabupaten Muba berkaitan dengan profiling produksi energi dan pertambangan berbasis lokasi melalui GIS. Dengan harapan GIS produksi energy dan pertambangan yang disediakan dapat menjadi bahan masukkan dalam menentukan kebijakan atau keputusan. Selain itu juga dapat dijadikan sebagai pelaporan (open data) kepada pihak-pihak yang membutuhkan.

2.    Permasalahan

Indonesia mengalami begitu banyak masalah lingkungan dan bencana alam. Masalah yang paling hangat saat ini adalah masalah air. Bencana alam yang terjadi, baik berupa longsor lahan, banjir, maupun kekeringan, semuanya berkaitan dengan air. Pencemaran sungai merupakan masalah yang membuat salah satu sumber air tidak dapat digunakan sebagaimana mestinya. Penurunan kualitas air diduga disebabkan oleh banyaknya permukiman dan industri yang tumbuh di DAS Citarum. DAS Citarum merupakan DAS terbesar di Jawa Barat, dengan luas sekitar 6.614 km² dan panjang sungai 269 km.

Kondisi pencemaran air di suatu perairan dapat diindikasikan dengan mengetahui keberadaan atau besar kecilnya muatan oksigen di dalam air. Untuk menentukan status muatan oksigen di dalam air perlu dilakukan pengukuran besarnya BOD (Biological Oxygen Demand) atau kebutuhan oksigen biologis untuk memecah bahan buangan di dalam air oleh mikroorganisme, dan atau COD (Chemical Oxygen Demand) atau kebutuhan oksigen kimia untuk reaksi oksidasi terhadap bahan buangan di dalam air.

Sistem Informasi Geografis (SIG) sebagai suatu sistem yang mampu mengumpulkan, menyimpan, mentransformasikan, menampilkan dan mengkorelasi data spasial serta fenomena geografis, dapat digunakan untuk memperoleh sebaran tingkat pencemaran. SIG adalah suatu sistem informasi yang dirancang berdasarkan letak spasial atau koordinat geografis dari suatu obyek atau fenomena di permukaan bumi. Salah satu produk SIG adalah dalam bentuk peta. Sebuah peta pada dasarnya merupakan sekumpulan informasi yang diperoleh dari proses pengolahan dan analisis data. Informasi yang terkandung dalam sebuah peta dapat digunakan untuk pengambilan keputusan atau penentuan kebijaksanaan (decision support). Penggunaan teknik penginderaan jauh yang dipadukan dengan SIG diharapkan dapat menyediakan data dan menganalisis data secara spasial, sehingga dapat menghasilkan informasi yang dapat dipakai untuk mengambil keputusan yang bersifat integratif.

 

 

3.       Metode Penelitian

Tahapan penelitian Geographic information system produksi energi dan pertambangan dilakukan berdasarkan model pengembangan perangkat lunak. Model pengembangan perangkat lunak yang digunakan yaitu Extreme Programming (XP). XP merupakan salah satu dari model pengembangan Agile yang meliputi Feature-Driven Development, Crystal, Dynamic Systems Development Method [35], Scrum, Adaptive Software Development, dan Extreme Programming itu sendiri [36]. Dalam proses pengembangan menggunakan XP mengikuti prinsip pengembangan Agile karena XP merupakan bagian dari Agile itu sendiri. Prinsip-prinsip tersebut yaitu (memproritaskan kepuasan pelanggan, terbuka ketika ada perubahan, memberikan hasil pekerjaan secara berkala,pengembang dan client berkerja bersama-sama, memberikan motivasi personal anggota tim, membuat cara efektif dan efisien dalam pengumpulan informasi, memproritaskan kemajuan proyek, menjaga keberlanjutan hubungan antara pihak sponsor, pengembang dan pengguna, memberikan perhatian lebih terhadap hal teknis, membuat sesuatu sesederhana mungkin, menghasilkan arsitektur, kebutuhan, dan perancangan dari tim sendiri, dan berusaha melakukan pekerjaan secara efektif dan dilakukan secara berkala.

Untuk itu sebagai langkah pengembangan sebagai proses penelitian menggunakan Extreme Programming (XP) dengan tahapan exploration, planning, iteration, production dan maintenance seperti yang diperlihatkan pada Gambar 1.



Gambar 1  Extreme programming phase (Ferdiana, 2012).

 

Dari proses pengembangan seperti pada Gambar 1 maka dapat dijelaskan pekerjaan pada masing-masing fase seperti berikut.

a.         Exploration, fase ini fokus pada pengumpulan kebutuhan. Kemudian melakukan perumusan kebutuhan dan membuat prototype produk (software spesification).

b.         Planning, fase ini fokus pada pemilihan atau pemilahan kebutuhan yang telah dikumpulkan. Pemilihan tersebut dilakukan dengan cara melibatkan pengguna (client). Setelah melakukan pemilihan kebutuhan maka dibuat release planning dan iteration planning. Release planning berisikan fitur dari perangkat lunak yang akan dikembangkan sedangkan iteration planning berisikan tahapan pengerjaan perangkat lunak dan produk pada masing-masing tahapan.

c.         Iteration, fase ini fokus pada melakukan isi dari iteration planning yang terdiri dari pengerjaan arsitektur, pengkodean perangkat lunak, pengujian komponen perangkat lunak dan dilanjutkan dengan melakukan release dalam bentuk small release.

d.         Production, fase ini fokus pada pengujian hasil iterasi (small release). Pengujian perangkat lunak dilakukan melibatkan pengguna (client) dan hasil pengujian yang sudah benar akan dilakukan integrasi.

e.         Maintenance, fase ini fokus pada layanan pendukung setelah perangkat lunak diberikan kepada pengguna (client). Selain itu juga melakukan perbaikan jika diperlukan serta melakukan pengembangan jika diperlukan.

 

4.    Penutup

Geographic Information System produksi energi dan pertambangan yang dikembangkan dapat melakukan pengolahan data menjadi informasi dalam bentuk laporan bagi pihak Distamben maupun perusahaan. Laporan yang disajikan dapat digunakan sebagai laporan kepada pihak terkait sebagai upaya open data energi dan pertambangan untuk dijadikan bahan

dalam pengambilan kebijakan atau keputusan. Geographic Information System yang dihasilkan dikembangan secara sistematis menggunakan pendekatan extreme programming dengan lima tahapan exploration, planning, iteration, production dan maintenance sehingga dapat berjalan dengan baik sesuai fungsinya.

 

B.      JURNAL 2 (Pengembangan Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG) berbasis Web untuk Manajemen Pemanfaatan Air Tanah Menggunakan Php, Java dan Mysql Spatial)

 

1.    Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana pengembangan SIG berbasis web yang diimplementasi-kan untuk pengelolaan air tanah di Kabupaten Banyumas menggunakan Java, MySQL Spatial dan PHP. Mencakup pemanfaatanya dalam tujuan praktis pengelolaan air tanah. Sehingga diharapkan dapat memberikan wawasan teoritis dan aplikatif mengenai peranan Sistem Informasi Geografis.

 

2.    Permasalahan

Dalam dunia sistem informasi geografis (GIS) yang ada, pemetaan desktop telah mengambil peran penting untuk mengelola dan menggunakan informasi spasial untuk bisnis. Melainkan aplikasi GIS berbasis desktop memiliki batasan apa pun untuk pengguna. Penelitian dilakukan untuk mengembangkan SIG berbasis web mengelola eksplorasi dan produksi air tanah, mencegah eksplorasi yang tidak terkendali, menggunakan Jawa Applet, MySQL Spatial dan PHP. Pengembangan sistem dirancang dengan menggunakan model waterfall siklus hidup sistem dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) persyaratan sistem, 2) persyaratan perangkat lunak, 3) analisis, 4) desain program, 5) pengkodean, 6) pengujian, dan 7) pengoperasian, didukung oleh studi referensi, observasi, dan diskusi rekan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan Java Applet, MySQL Spatial dan PHP, SIG berbasis web untuk pengelolaan air tanah dapat disesuaikan untuk membuat pemodelan spasial dan pemodelan log sumur, pengguna ramah, interaktif, dapat dioperasikan, informatif, dan mudah diakses dengan PC yang terhubung dengan LAN / WAN. Itu aplikasi sangat membantu dalam rangka keseimbangan antara suplai airtanah dan produksi, air tanah pemantauan level, pemantauan kualitas air, dan pemantauan pengguna air tanah. Semoga implementasinya Sistem ini akan membantu konservasi pasokan air tanah untuk pembangunan berkelanjutan.



3.   Metode Penelitian



Gambar 2 Tahapan Pengembangan Sistem Menggunakan Model Waterfall

 

Tahapan pengembangan sistem yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada model waterfall (Demers, 1997), antara lain: 1) system requirements, 2) software requirements, 3) analysis, 4) program design, 5) coding, 6) testing, dan 7) operations (Gambar 2).

 

Model ini disebut waterfall karena satu tahapan tidak dapat dilaksanakan sebelum tahapan sebelumnya selesai, sehingga harus dilaksanakan secara berurutan. Guna mendukung pelaksanaan tahapan tersebut dilakukan studi literatur, observasi, diskusi ahli:

a.       Studi literatur: merupakan upaya untuk menjelajahi berbagai data dan informasi yang tertuang dalam buku, jurnal, laporan penelitian maupun informasi dari internet.

b.       Observasi: merupakan upaya untuk penggalian data dan informasi mengenai pengelolaan air tanah yang selama ini dilakukan di Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Banyumas.

c.       Diskusi ahli: merupakan upaya membahas berbagai data dan informasi yang dikemukakan oleh para ahli dengan latar belakang pengetahuan dan pengalaman dalam bidang geologi, geografi, teknologi informasi dan pengelolaan wilayah.

4.    Penutup

Sistem Informasi Geografis sangat bermanfaat untuk melaksanakan manajemen air tanah. Banyak fungsi manajerial dan pengambilan keputusan yang dapat dibantu menggunakan sistem ini, misalnya penerbitan rekomendasi maupun perijinan yang memungkinkan tersedianya informasi kewilayahan secara cepat menyangkut variable- variabel penting yang digunakan dalam upaya menjaga kelestarian air tanah. Bahkan dengan teknologi Java Applet, MySQL Spatial dan PHP memudahkan bagi pengembang untuk membuat pemodelan spatial maupun non spatial.

 

C.     KESIMPULAN

Di antara kedua jurnal di atas memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, baik dari metode yang digunakan maupun dari hasil yang sudah diimplementasikan. Menurut pandangan saya, metode yang digunakan oleh jurnal 2 lebih efisien dibandingkan dengan metode yang digunakan oleh jurnal 1. Namun kebermanfaatan dan fungsi yang dimiliki oleh jurnal 1 sangat bagus daripada yang di jurnal 2. Namun keduanya sama-sama memiliki ciri khas masing-masing dalam menyusun sebuah jurnal penelitian ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Resume "User input with text field"

  Siti Fitrianah 18.01.013.120 Pemrograman Mobile D  Tutorial Membuat Text Field Menggunakan KivyMD 1. Sebelum melakukan kodingan kita haru...